Proses Produksi PT. Larasati Multi Sentosa

Proses Produksi PT. Larasati Multi Sentosa
P.T. Larasati Multi Sentosa adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri kayu olahan (kayu setengah jadi yang akan diolah lebih lanjut menjadi lantai rurnah, anak tangga, pegangan tangga, kaki tangga, plafon rumah, dan lain-lain). Alur produksi pada PT. Larasati multi Sentosa sebagai berikut :
Gambar 1. Alur Produksi
Pada tahap awal terdapat Tempat Penampungan Kayu Bulat atau biasa disebut dengan TPKB LOG. Yaitu tempat yang digunakan untuk penampungan kayu log sebagai bahan baku yang akan diproduksi. Tempat penampungan ini memiliki halaman yang sangat luas sehingga bisa menampung banyak kayu log.
Kayu log di trimming (diukur) terlebih dahulu untuk menentukan proses selanjutnya. Kayu log dibagi menjadi 2 jenis, yaitu kayu yang memiliki diameter 100cm up dan berdiameter 100cm down. Untuk kayu log yang berdiameter 100cm up akan di potong menggunakan mesin Chainsaw yang dilakukan manual. Untuk kayu log yang memiliki diameter 100cm down langsung di proses menuju mesin Saw Mill 60.
Gambar 2. Tempat Penampungan Kayu Bulat
Untuk kayu yang memiliki diameter 100cm up maka akan melewati proses pemotongan menggunakan mesin chainsaw. Chainsaw adalah gergaji yang menggunakan mesin untuk menggerakkan rantai gergajinya. dikarenakan kayu log yang memiliki diameter lebih dari 100cm tidak bisa di proses menuju mesin saw mill 60 maka kayu log di potong menjadi 2 bagian menggunakan shainsaw dan selanjutnya akan di proses ke mesin saw mill 60.
Kemudian untuk kayu yang memiliki diameter 100cm down atau kayu yang memiliki diameter 100cm up yang sudah di potong menggunakan mesin chainsaw akan langsung di proses menuju mesin Saw Mill 60. Mesin Saw Mill 60 adalah mesin yang berfungsi untuk mengecilkan ukuran kayu, baik itu kayu log atau kayu yang sudah di belah menggunakan chainsaw menjadi lebih kecil yang memiliki ukuran ketebalan 22 mm dan 10 cm dan akan di proses menuju mesin Saw Mill 44 dan mesin Saw Mill 48.
Gambar 3. Proses pada mesin saw mill 60
Mesin Saw Mill 44 dan 48 adalah mesin yang berfungsi untuk mengecilkan ukuran kayu. Mesin Saw Mill 44 dan 48 akan memproses kayu dari mesin Saw Mill 60 dan menghasilkan potongan kayu yang memiliki lebar 97 mm dan 147 mm.
Mesin Saw Mill 44 dan 48 memiliki perbedaan ukuran saja, untuk fungsi nya sama yaitu memotong kayu menjadi lebih kecil, apabila ada kerusakan pada salah satu mesn Saw Mill 44 dan 48, maka akan di backup pada salah satu mesin 44 dan 48 yang masih bisa dioperasikan. Kemudian kayu hasil proses pada mesin saw mill 44 dan 48 akan di proses menuju mesin saw mill 42.
Gambar 4. Proses pada mesin saw mill 48
Gambar 5. Proses pada mesin saw mill 44
Mesin Saw Mill 42 adalah mesin yang berfungsi untuk mengecilkan ukuran kayu. Mesin Saw Mill 42 akan memproses kayu dari mesin Saw Mill 44 dan 48 yang menghasilkan potongan kayu yang memiliki tebal 22 mm dan 46 mm. Untuk Kayu yang memiliki tebal 22 mm akan di proses menuju cross cut, dan kayu yang memiliki tebal 46 mm akan di proses menuju stoner.
Gambar 6. Proses pada mesin saw mill 42
Stoner adalah mesin yang berfungsi untuk membelah kayu menjadi 2 bagian yang simetris. Mesin stoner akan memproses kayu dari mesin Saw Mill 42 yang memiliki ketebalan 46 mm menjadi masing-masing 22 mm yang selanjutnya akan di proses menuju mesin cross cut. Sedangkan Cross Cut adalah mesin yang berfungsi untuk mereduksi ukuran panjang kayu sesuai orderan
Gambar 7. Proses pembelahan kayu pada mesin stoner
Gambar 8. Proses pemotongan kayu pada mesin cross cut
Kayu yang telah melewati proses pemotongan pada mesin cross cut akan melewati proses Kiln Dry. Kiln Dry merupakan proses pengeringan kayu, pada tahap ini kayu seperti akan di oven. Proses pengeringan kayu dalam kiln dry harus melalui proses khusus. Pasalnya gerakan air yang berada dalam kayu terjadi dari area kayu berkelembaban tinggi ke area kayu berkelembaban rendah. Prinsip kerja kiln dry adalah mengurangi kadar air dalam kayu. Perubahan kadar air pada permukaan kayu jauh lebih cepat bila dibangdingkan perubahan pada bagian dalam kayu.
Namun pengeringan kayu pada tahap pertama hanya 50% saja yang selanjutnya akan di proses menuju blanking dan planner dan di proses lagi menuju kiln dry untuk tahap kedua yang bertujuan untuk pengeringan ulang hingga mencapai 70%
Gambar 9. Proses Kiln Dry
Blanking dan Planner merupakan proses untuk menghaluskan kayu dengan cara mengurangi tebal pada bagian atas dan bawahnya.
Gambar 10. Proses blanking dan planner
Gambar 11. Hasil proses blanking dan planner
Kayu yang tetelah melewati tahap pengeringan yang kedua maka akan di proses menuju moulding. Moulding merupakan proses finishing. Pada tahap ini semua sisi kayu menjadi halus dan rapi sekaligus di beri profil reedit yang menjadikan kayu terlihat lebih aestetik. Setelah melewati tahap ini maka kayu akan di kemas yang menandakan produk siap di jual
Gambar 12. Proses moulding
Gambar 13. Hasil dari proses moulding
Gambar 14. Proses packing
Karya Milik:
Muhammad Nurul Hilal 20050874060
Uways Al Gharany 20050874061
Prodi : S1 Teknik Elektro